Senin, 22 November 2010

Surat Misi 3 (Pdt. Jefry Titarsole, S.Th)

Nopember 2010,
Segala puji syukur kami naikkan kepada Allah Bapa. Karena kasih dan penyertaan yang sempurna boleh
kami rasakan sampai saat ini. Tidak terasa sudah 1 tahun kami berada di tempat ini untuk mengemban
tugas mulia menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20). Bukan hal yang mudah berada
jauh dari orang tua, keluarga dan teman yang kami kasihi di Indonesia, kami harus hidup mandiri dan
benar-benar berserah total kepada Tuhan. Apa yang menjadi kebutuhan kami Tuhan selalu sediakan
tepat pada waktunya.
Tepat pada tanggal 7 September 2010, papa kami tercinta di Ambon telah dipanggil Tuhan. Kejadian ini
benar-benar telah mengoyak hati kami. Betapa tidak, belum ada 1 tahun kami meninggalkan Indonesia,
Tuhan sudah memanggil kedua orang tua kami (papa dan mama dari Bapak Jefry). Yang membuat kami
merasa sedih adalah kami tidak dapat memberikan peluk kasih kami yang terakhir bagi mereka. Bahkan
ketika kami hendak meninggalkan Indonesia, kami tidak dapat mengunjungi mereka. Sebagai putra
tertua dan satu-satunya anak lelaki dalam keluarga tentu hal ini menjadi beban tersendiri bagi kami.
Tapi Tuhan mengetahui kesedihan hati kami. Dia terus menghibur dan menguatkan kami. Kami tahu
semua ini mampu kami lewati oleh karena kemurahanNya. Hati yang terluka Tuhan pulihkan. Dia
gantikan dengan sukacita, dengan menghadirkan rekan-rekan pelaut Indonesia untuk kami layani.
Terpujilah Tuhan.
Bulan-bulan ini adalah bulan paling ramai pelaut datang ke Uruguay. Karena itu setiap kali ibadah ada 6-
8 orang Kristen datang, dibandingkan sebelumnya hanya 1-2 orang Kristen yang datang. Sementara itu
untuk pelayanan di English Chapel hampir 2 bulan kosong. Bukan karena tidak ada pelaut Filiphina tapi
karena keterbatasan tenaga hamba Tuhan untuk menjangkau mereka, istri tidak memiliki kartu ijin
masuk pelabuhan sehingga tidak dapat mengundang mereka datang. Selain itu, hal ini juga tergantung
dari kebijakan pemimpin dimana beliau hanya menjemput di kapal-kapal yang dikenal terutama kapal
Korea. Tentu saja ini membatasi ruang gerak pelayanan. Namun demikian, saya tetap mengunjungi
kapal-kapal lain yang tidak dikunjungi oleh pimpinan.
Sampai saat ini kami sudah membuat buku renungan harian (bahasa Indonesia) edisi ke-4 dan sudah
kami bagikan kepada para pelaut. Dan selama kami melayani di tempat ini, kami akan terus membuat
dan membagikan buku ini bagi mereka. Sekalipun secara dana kami tidak memiliki sponsor khusus
penerbitan buku, namun kami tetap menjalankan proyek kecil ini. Harapan kami, buku ini dapat menjadi
berkat bagi pelaut-pelaut yang datang. Karena keterbatasan dana, kami hanya mencetak 10 buku setiap
bulan.
Tanggal 7 November 2010, kami mengadakan Festival Kasih Yesus bagi Pelaut. Pimpinan yayasan yang
menaungi gereja disini yaitu KIMM (Korean International Maritime Mission) menghadiri acara ini. Sekitar
250 orang hadir dalam acara ini. Dan pelaut Indonesia sekitar 50 orang. Kami akan lampirkan foto-foto
festival bersama juga dengan foto-foto pelayanan lainnya. Di acara tersebut, 6 orang pelaut Indonesia
ditambah dengan kami berdua mempersembahkan lagu pujian “Pikul Salib”. Adapun pelaut-pelaut
Filiphina tidak datang, namun kami bertemu dengan pelaut-pelaut Sri Lanka. Bahkan ketika diundang
istri untuk menyanyikan lagu “What A Friend We Have in Jesus” mereka tidak menolak, sekalipun
mereka tidak dapat menyanyikannya. Dengan bantuan 2 pelaut Indonesia, kamipun dapat
mempersembahkan pujian ini. Kerinduan kami melalui acara ini, mereka dapat merasakan kasih Yesus
dan traktat yang sudah kami berikan dapat mereka baca dan pahami yang pada akhirnya dapat
membawa mereka berjumpa dengan Yesus.
Puji Tuhan, pada tanggal 21 November kemarin, istri kembali dipertemukan dengan 3 pelaut Sri Lanka. 2
beragama Katolik dan 1 beragama Budha. Sekalipun pelaut yang beragama Budha belum menerima
Yesus saat itu tapi dia meminta 1 buah Alkitab setelah menerima penjelasan tentang konsep
keselamatan. Doakan dia supaya Roh Kudus menjamah hatinya sehingga pada akhirnya dia boleh
menerima Yesus.
Demikian kesaksian kami, kiranya dapat menjadi berkat bagi kita sekalian. Tuhan memberkati. Amin
(Pdt. Jefry Titarsole, S.Th)
POKOK DOA:
1. Mengucap syukur atas pemeliharaan Tuhan.
2. Mengucap syukur untuk pemulihan kesehatan kami.
3. Doakan pelayanan kami baik untuk menjangkau pelaut2 Indonesia maupun pelaut2 Filiphina dan
Sri Lanka ataupun pelaut-pelaut yang berbahasa Inggris.
4. Pergumulan yang dihadapi pelaut di tempat kerja. Sering mendapat perlakuan dan perkataan
yang kasar dari pimpinan. Tuhan memberi kami hikmat sehingga kami dapat terus mendampingi
mereka.
5. Buku renungan harian yang kami cetak tiap bulan dan kami bagikan kepada mereka, supaya
menjadi sarana sehingga mereka dapat dikuatkan dalam menghadapi pergumulan.
6. Tidak jarang pelaut menghadapi bahaya kematian, baik karena sakit penyakit, kecelakaan kapal
(di laut maupun di darat, seperti kebakaran kapal). Doakan supaya Tuhan terus melindungi
mereka. Selama kami melayani disini, sudah ada 2 pelaut Indonesia yang meninggal. 1 orang
karena kecelakaan kerja dan hilang di laut. Sementara yang lain karena sakit.